Sabtu, 12 Januari 2013

AZIS PIMPIN BKC UNIVERSITAS KUNINGAN

BKC Uniku
Foto: UKM BKC UNIKU
Perguruan beladiri Bandung Karate Club (BKC) Dojo Universitas Kuningan (Uniku) mengalami regenerasi kepengurusan dengan ditandai oleh musyawarah anggota, kemarin. Dari musyawarah yang berisi laporan pertanggungjawaban pengurus lama dan pemilihan ketua baru itu, Aziz Prajawiguna terpilih untuk memimpin BKC Uniku.

Aziz terpilih setelah mampu mengungguli 2 kandidat lainnya yakni Taufik Hidayat dan Nur Fatimah Arifin. Kendati sempat terjadi nuansa kompetisi yang kencang, namun pada akhirnya semua anggota BKC Uniku yang hadir dapat menerima keputusan forum yang menetapkan Aziz sebagai ketua baru.
Tak ayal, komitmen untuk membesarkan BKC Uniku pun kembali diperkuat. Dengan nuansa harmonis, para anggota BKC siap memajukan perguruan dengan mencetak atlet-atlet karate berkualitas.

Ketua Demisioner BKC Uniku, Iwan Setiawan kepada Kuningan News, Kamis (3/1/2012) mengatakan, selama ia memimpin, telah banyak yang dilakukannya. Antara lain, menggelar Uniku Cup II, memberangkatkan atelt menuju kompetisi regional, serta melaksanakan latihan gabungan secara rutin.

“Saya berharap, Aziz dapat melanjutkan perjuangan ini dengan baik,”katanya.
Di tempat yang sama, Ketua BKC Uniku terpilih, Aziz mengatakan, dirinya memerlukan sekali dukungan dari semua anggota BKC Uniku. Dukungan ini kemudian diimplementasikan lewat komunikasi aktif yang terus menerus dijaga. Dengan komunikasi, dirinya optimis BKC Uniku dapat lebih berjaya lagi.

“Kita harus tingkatkan nuansa kebersamaan dan keharmonisan,”ucapnya.

Hadir dalam Musyawarah ini, para pembina dan pelatih BKC Uniku. Antara lain, Ivan Sofyan, Dadang Setiawan, Arie Firmantoro, dan Mario Sukma Wicaksono. (dan)

BKC UNIVERSITAS KUNINGAN RAIH JUARA UMUM DOJO DI KEJURKAB "SPENDA CUP"

Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Karate antar pelajar yang digelar oleh Jalaksana Bandung Karate Club (BKC)
Foto: "Kejurkab "SPENDA CUP"
Kuningan News - SMA IT Al-Mutazam berhasil keluar sebagai juara umum dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Karate antar pelajar yang digelar oleh Jalaksana Bandung Karate Club (BKC) Kabupaten Kuningan dojo (tempat latihan) SMP II Jalaksana pekan kemarin. Al-Mutazam, mengumpulkan medali terbanyak yakni, 3 emas, 2 perak dan 4 perunggu.

Kejuaraan ini, dinamai Spenda Jalaksana Cup I karena dilaksanakan di SMP II Jalaksana. Pesertanya, adalah ratusan karateka yang tergabung dalam perguruan BKC Kabupaten Kuningan. Jalannya kejuaraan berlangsung seru, karena setiap sekolah bersaing dengan sangat ketat.

Ketua panitia, Indri Fitriani mengatakan, peserta Kejurkan ini ada 130 orang dari 27 sekolah dan 9 dojo BKC yang ada di Kuningan. Juara umumnya SMA IT Al-Mutazam. Disusul oleh SMPN 4 Kuningan dan SDN I Ciporang yang sama-sama meraih 2 emas. sementara itu, Juara umum dojo diraih oleh BKC Universitas Kuningan, disusul SMA IT Al-Mutazam disusul SMAN 1 Jalaksana sebagai Juara umum 3.

Sementara, kepala SMP II Jalaksana, Cicih Sutarsih, M.MPd mengatakan, dirinya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada tutor BKC yang telah membawa ekstrakulikuler karate ke sekolahnya. Lantaran, meskipun baru dibentuk, BKC dojo SMP II Jalaksana telah mampu menyelenggarakan kegiatan besar sekaliber Kejurkab Karate ini.

“Terimakasih banyak, kami bangga bisa terpilih menjadi tuan rumah,”katanya.

Terpisah, Ketua Umum BKC Kuningan, Yudi Nugraha, M.Pd mengatakan, Kejurkan ini akan dijadikan agenda per-3 bulan sekali di setiap dojo, karena sangat positif dalam meningkatkan kualitas para atlet.(dan)

Rabu, 02 Januari 2013

KONTINGEN UNIVEIRSITAS KUNINGAN SIAP RAMAIKAN "SPENDA CUP I"

(03/02/2012) Universitas Kuningan - Dalam rangka menghadapi Kejurkab Karate Antar pelajar Plus "SPENDA CUP I" yang akan dilaksanakan pada tanggal 05 Januari 2013 di kampus SMPN 2 Jalaksana, , Kontingen Bandung Karate Club Universitas Kuningan (BKC UNIKU) telah mengirimkan sebanyak 34 atlet untuk ikut serta dalam kejuaraan tersebut. Atlet-atlet karate ini tidak hanya dari kalangan Mahasiswa Universitas Kuningan saja, tetapi juga ada dari siswa SD, SMP dan SMA. "alhamdulillah kita sudah mengirimkan sebanyak 34 atlet untuk ikut serta dalam kejuaraan tersebut, selain Mahasiswa Universitas Kuningan, dari semua atlet yang turun untuk bertanding juga terdapat dari siswa SD, SMP dan SMA", pungkas Dadang yang merupakan Pelatih di BKC Universitas Kuningan.


Menurut data yang dihimpun penulis, atlet dari Kontingen Universitas Kuningan yang merupakan siswa dari Sekolah Dasar yaitu utusan dari SDN 1 Kedungarum, SDN 2 Kedungarum dan SDN 2 Ciporang. Kemudian dari SMP yaitu merupakan utusan dari SMPN 4 Kuningan, dan dari tingkat SMA adalah utusan dari SMAN 1 Kuningan. "Ya, memang sekarang anggota dari BKC Univeritas Kuningan lebih bervariasi, selain anggota dari Mahasiswa Universitas juga ada dari kalangan SD, SMP dan SMA juga. Saya pikir itu bagus, karena di usia mereka yang masih sangat muda tersebut, mereka bisa mengasah bakat dan potensinya untuk menjadi seorang karateka yang handal dan berprestasi di kemudian hari." kata Ivan Sofyan yang juga merupakan pembina dan pelatih di BKC Universitas Kuningan.


Ketua Dojo BKC Universitas Kuningan yang baru saja terpilih, Azis Prajawiguna menambahkan, "ini merupakan sebuah anugerah bagi kami, karena di tahun sekarang kami memiliki khastrya-kshatrya muda di BKC Universita Kuningan, sebelumnya kami juga tidak pernah menyangka bahwa anggota kami memiliki anggota dari sekolah lain. Alhamdulillah, ini adalah berkah dan karunia Allah SWT yang harus kami syukuri dan harus tetap kita jaga. semoga di tahun selanjutnya semakin banyak lagi anggota dari SD, SMP maupun SMA yang ikut bergabung di BKC Universitas Kuningan."


Dalam menghadapi kejuaraan "SPENDA CUP I" yang dilaksanakan di SMPN 2 Jalaksana ini, Kontingen Universitas Kuningan juga telah mempersiapkan atlet-atletnya agar nanti mampu meraih prestasi yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya latihan TC (red: training Centre) selama satu bulan terakhir. "Kita sudah mempersiapkan para atlet sejak sebulan yang lalu, bahkan selama satu minggu terakhir kita melakukan latihan rutin setiap hari di Gedung Student Centre Universitas Kuningan." pungkas Dadang.




"Adapun target kami dalam kejuaraan tersebut adalah menampilkan kemampuan yang terbaik, agar hasil yang terbaik juga yang akan kita dapat nanti. Ya mudah-mudahan sih saya berharap dari Kontingen Universitas Kuningan ini Menjadi juara umum. Semoga saja ya do'a dan harapan ini terkabul." tambah Dadang. (ds)

MUSYAWARAH ANGGOTA BKC UNIKU HASILKAN KETUA BARU

Foto Kandidat Ketua BKC UNIKU Periode 2013-2014

(01/01/2013) Universita Kuningan - Tepat pada pergantian awal tahun baru UKM Beladiri Bandung Karate Club (BKC) Universitas Kuningan telah melaksanakan Musyawarah Anggota UKM BKC UNIKU. Acara yang dimulai dari Pukul 10.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB tersebut, dimulai dengan pembahasan dan Laporan Pertanggung Jawaban (red; LPJ) kepengurusan periode 2012-2013 kepada anggota BKC UNIKU, dalam laporannya, Iwan Setiawan selaku Ketua Dojo menjelaskan bahwa selama kepengurusannya dirasa telah cukup sukses menjalankan program kerja yang telah direncakan sebelumnya, karena selama masa kepengurusan tahun 2012-2013 telah banyak program kerja yang direalisasikan diantaranya Latihan Gabungan, Mengirimkan atlet dalam kejuaraan dan mengadakan kejuaraan "UNIKU CUP II" pada bulan Juni kemarin, dan yang lainnya. setelah pelaporan LPJ selesai, acara tersebut dilanjutkan dengan perumusan program kerja untuk periode satu tahun mendatang.
Kemudian, dalam musyawarah anggota dibukalah forum untuk pemilihan Ketua Dojo UKM BKC UNIKU untuk periode kepengurusan tahun 2013-2014. Sebelumnya panitia membuka peluang untuk semua anggota yang bermaksud mencalonkan diri sebagai Ketua Dojo, selang beberapa menit kemudian saudara Taufik Hidayat maju untuk mencalonkan diri, kemudian disusul oleh Azis Prajawiguna dan Nur Fatimah Arifin untuk meramaikan bursa pemilihan Ketua Dojo BKC UNIKU yang baru.
Setelah ketiga kandidat tersebut selesai menjelaskan visi dan misi sebagai calon Ketua Dojo, dibukalah sesi tanya jawab yang di pimpin oleh Romi Azromi, sudah bisa dipastikan, sesi tersebut berlangsung cukup alot. Terlihat seorang anggota yang sekaligus pengurus UKM BKC UNIKU, Erna Juniar, mempertanyakan kepada ketiga kandidat tersebut tentang cara promosi yang baik agar secara kuantitas anggota BKC UNIKU bisa lebih banyak dan secara kualitas bisa lebih berprestasi saat mereka terpilih menjadi Ketua Dojo. "Mungkin kita harus menampilkan sisi unik dari BKC, khususnya BKC UNIKU. karena dari keunikan itulah timbul ketertarikan orang untuk masuk di dalamnya, seperti yang kita rasakan bersama bahwa persaudaraan dan kekeluargaan yang eratlah yang selalu kita rasakan disini. "Taufik hidayat menjelaskan. Kemudian Azis, di lain hal lebih pada penguatan basis komunikasi dengan memanfaatkan sistem tekhnologi informasi untuk memperkenalkan BKC UNIKU di wilayah civitas akademika yg lain, "ya, saya kira kita harus lebih memperkuat lagi sistem informasi dan komunikasi untuk memperkenalkan BKC UNIKU pada mahasiswa yang lain." kemudian, calon ketua Dojo yang lain, Nurfatimah Arifin yang sering kita kenal dengan sebutan Ima menambahkan, "saya kira kita harus bangga menjadi bagian dari keluarga BKC, disamping keunikan dan rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang inggi di BKC, oleh karena itu, dengan perasaan itulah kita sebarkan semangat ini kepada mahasiswa Universitas Kuningan agar bisa tertarik dan bergabung menjadi anggota BKC UNIKU, mungkin konsep 'kenal-dekat-ikat' bisa kita lakukan untuk merekrut anggota baru."
Selain Erna, anggota UKM yang lain seperti Memi Meidawati, Marviana Sriwulan, Bayu dan Apriliani juga sama-sama mempertanyakan tentang konsepsi pemikiran tentang bagaimana supaya UKM BKC UNIKU ini tetap maju dan semakin maju lagi dikemudian hari.
Setelah sesi tanya jawab selesai, dilakukanlah prosesi pemilihan Ketua Dojo yang baru, dan akhirnya dengan Musyawarah seluruh anggota yang hadir terpilihlah Azis Prajawiguna sebagai Ketua Dojo UKM BKC Universitas Kuningan Periode 2013-2014. Setelah terpilihnya sebagai Ketua Dojo yang baru, Azis mengatakan bahwa mudah-mudahan kepengurusannya nanti mampu membawa UKM BKC UNIKU lebih maju lagi, dan tak lupa beliau juga mengajak seluruh anggota untuk bekerja secara bersama-sama untuk membangun dan mengembangkan UKM BKC UNIKU supaya lebih baik di tahun-tahun mendatang.
hadr pula dalam Musyawarah tersebut pembina dan pelatih BKC UNIKU, Ivan sofyan, Dadang Setiawan, Arie Firmantoro dan Mario Sukma Wicaksosno. Pelatih sekaligus perintis UKM BKC UNIKU, Ivan Sofyan berpesan kepada seluruh anggota bahwa BKC UNIKU harus bisa selalu menjadi yang terdepan, baik itu dalam event kejuaraan di tingkat lokal, regional maupun nasional. "saya yakin bahwa kita bisa menjadi leading-sector dalam kejuaraan karate, karena memang SDM kita sangat mendukung untuk itu". Dadang Setiawan yang juga merupakan pelatih di BKC UNIKU berpesan bahwa kepengurusan yang sekarang di pimpin oleh azis agar tetap menjaga keharmonisan dan kebersamaan antar anggota dan pengurusnya, dan supaya semua anggota dan pengurus mau bekerja bersama untuk membangun dan memajukan UKM BKC Universitas Kuningan. (ds)

Kamis, 28 Juli 2011

Peringatan Bagi Pemimpin (Oleh Anies Baswedan)

Makin hari kegalauan itu tumbuh makin pesat, tetapi berhentilah mengatakan bangsa ini bobrok. Hentikan tudingan bahwa bangsa ini tenggelam. Tidak! Bangsa ini sedang bangkit dan akan makin tinggi berdirinya.
Lihatlah rakyat di sana-sini, bangun sebelum pagi, penuhi pasar rakyat, padati jalan dan kelas, menyongsong kehidupan. Dengan sinar lampu apa adanya mereka coba sinari masa depan sebisanya. Petani, guru, nelayan, pedagang, atau tentara di tepian republik jalani hidup berat penuh tanggung jawab. Di tengah kepulan polusi pekat, rakyat kota menyelempit mencari masa depan.
Mereka rebut peluang, jalani segala kesulitan tanpa pidato keprihatinan. Rakyat yang tegar dan tangguh. Denyut geraknya membanggakan.
Kegalauan republik ini bukan bersumber pada rakyat, melainkan pada pengurus negara yang seakan berjalan tanpa target. Deretan agenda penting dan urgen jadi wacana, tetapi tidak kunjung jadi realitas.
Pengurus republik sukses membangun kekesalan kolektif dan menanam bibit pesimisme. Pimpinan kini menuai kekecewaan. Harapan, kepercayaan, pengertian, toleransi, kesabaran, dan permakluman rakyat kepada pemimpin dikuras terus. Apakah dikira stok permakluman itu tanpa batas?
Dengan hormat saya sampaikan: stok itu ada batasnya dan sudah menipis. Semua ingin lihat hasil. Tak mau lagi dengar keluh kesah, tak hendak dengar kata prihatin keluar dari pemimpin. Republik ini perlu pemimpin yang hadir untuk menggelorakan percaya diri, bukan menularkan keprihatinan. Pemimpin tak boleh kirim ratapan, pemimpin harus kirim harapan.

Sebatas pidato dan wacana
Hari ini Indonesia memasuki era demokrasi etape ketiga. Kepresidenan periode kedua. Tidak pernah ada dalam sejarah republik ini seorang anak bangsa dipilih jadi pemimpin dengan suara sebanyak saat Presiden Yudhoyono di tahun 2009. Semua persyaratan untuk melakukan dan menuntaskan langkah-langkah besar ada di sana. Tapi mana langkah besar itu: infrastruktur ekonomi? Kepastian hukum? Integritas di sekolah? Tegas kepada pengemplang pajak? Pemangkasan benalu APBN? Konsistensi kebijakan? Reformasi birokrasi? Jaminan kebinekaan bangsa? Perlindungan warga bangsa?
Harapan yang tinggi untuk membereskan agenda penting baru sebatas pidato dan wacana. Republik perlu realitas. Pemerintah memang punya capaian, tetapi jika ada keberanian untuk menggelontorkan terobosan-terobosan besar di sektor penting, maka capaian itu akan melonjak. Kekecewaan tumbuh bukan semata karena pemerintah tak membawa hasil, melainkan karena terlalu banyak peluang terobosan dan perubahan yang disia-siakan. Sebutlah soal energi atau infrastruktur sistem logistik (jalan, pelabuhan, bandara, dan lain-lain), terobosan di sini bisa membuat ekonomi melejit. Atau terobosan besar dalam penegakan hukum. Perusak kebinekaan didiamkan, pengemplang pajak tak dijerat. Hukum tegak kokoh tanpa kompromi bagi rakyat kecil, tapi hukum loyo lunglai di depan rakyat besar.
Ini semua dampak absennya keberanian menerobos. Semua serba alakadarnya. Amunisi politik yang dahsyat itu tak digunakan. Republik ini butuh pemimpin yang mau turun ke lapangan, pemimpin kerja dan bukan pemimpin upacara. Rakyat tidak perlu pengumuman hasil rapat, tapi ingin lihat implementasinya.
Lihat sejarah kita, gamblang sekali. Republik ini didirikan oleh orang-orang yang berintegritas. Integritas itu membuat mereka jadi pemberani dan tak gentar hadapi apa pun. Bukan pencitraan, tapi integritas dan keseharian yang apa adanya membuat mereka memesona. Mereka jadi cerita teladan di seantero negeri.
Kini republik membutuhkan pemimpin yang berani tegakkan integritas, berani perangi ”jual-beli” kebijakan dan jabatan, pemimpin yang mau bertindak tegas melihat APBN untuk rakyat ”dijarah” oleh mereka yang punya akses. Ya, pemimpin yang bernyali menebas penyeleweng tanpa pandang posisi atau partai, dan bukan pemimpin yang serba mendiamkan seakan tidak pernah terjadi apa-apa.
Republik ini perlu pemimpin yang mendorong yang macet, membongkar yang buntu, dan memangkas berbenalu. Pemimpin yang tanggap memutuskan, cepat bertindak, dan tidak toleran pada keterlambatan. Pemimpin yang siap untuk ”lecet-lecet” melawan status quo yang merugikan rakyat, berani bertarung untuk melunasi tiap janjinya. Republik ini perlu pemimpin yang memesona bukan saja saat dilihat dari jauh, tetapi pemimpin yang justru lebih memesona dari dekat dan saat kerja bersama.
Bukan pemimpin yang selalu enggan memutuskan dan suka melimpahkan kesalahan. Bukan pemimpin yang diam saat rakyat didera, lembek saat republik dihardik negara tetangga, tapi lantang dan keras justru saat diri pribadi atau keluarganya tersentuh. Pemimpin yang tak gentar dikatakan mengintervensi karena mengintervensi adalah bagian dari tugas pemimpin dan pembiaran tidak boleh masuk dalam daftar tugas seorang pemimpin.
Jika Presiden Yudhoyono tidak segera mengubah cara menjalankan pemerintahan, maka saya harus mengingatkan bahwa bangsa Indonesia bisa memasuki persimpangan jalan yang berbahaya.
Jalan pertama adalah meneruskan kepemimpinan sampai di 2014 agar proses demokrasi berjalan normal tapi rakyat mencicipi hasil yang alakadarnya, deretan peluang kemajuan hilang tanpa bekas. Keterlambatan dan pembiaran jadi ciri beberapa tahun ke depan. Bahkan lunglainya penegakan hukum adalah resep mujarab menuju negara kacau.
Jalan kedua mulai menyeruak. Jalan berbahaya tapi suara ini mulai berkembang sebagai respons atas kelambatan dan pembiaran sistemik ini: berhenti di tengah jalan dan berikan kepada orang lain untuk memimpin. Suara macam ini bisa merusak pranata siklus demokrasi yang dibangun dengan sangat susah payah. Suara ini tumbuh karena keyakinan bahwa lewat jalan terjal ini bisa terjadi pembongkaran atas pembiaran dan kelambanan; agar rakyat tak dirugikan terus-menerus.

Tak optimal
Semua tahu sistem presidensial menjamin presiden bisa bekerja sebagai eksekutor pemerintahan dan melindunginya agar tak dapat diberhentikan oleh alasan politis. Hari ini yang dihadapi Indonesia situasi sebaliknya. Periode dijamin aman oleh konstitusi, tetapi presiden tak optimal jalankan otoritasnya. Keterlambatan berjejer dan pembiaran berderet. Periode fixed lima tahun itu bukan mengamankan agar kerja cepat, kini malah jadi penyandera bangsa dari gerak kemajuan cepat.
Memang presiden bukan dewa atau superman. Tidak pantas semua masalah ditumpahkan ke pundak pemimpin. Akan tetapi, presiden bisa menentukan suasana republik. Pemimpin adalah dirigen yang menghadirkan energi, nuansa, dan aurora di republik ini. Pemimpin bisa fokus menguraikan masalah strategis dan urgen bagi percepatan pelunasan janji-janjinya.
Presiden Yudhoyono harus sadar bahwa caranya menjalankan pemerintahan itu memiliki efek tular. Kelugasan, ketegasan, keberanian, kecepatan, keterbukaan, kewajaran, kemauan buat terobosan, dan perlindungan kepada anak buah bahkan kesederhanaan protokoler itu semua menular. Tapi kebimbangan, kehati-hatian berlebih, kelambatan, ketertutupan, formalitas kaku, pembiaran masalah, orientasi kepada citra dan ketaatan buta pada prosedur itu juga menular. Menular jauh lebih cepat dan sangat sistemik.
Rakyat republik ini sudah kerja keras. Lihat di segala penjuru Indonesia. Mulai dari kampung kumuh-sumuk tak jauh dari istana, di puncak-puncak pegunungan dingin, di tepian pantai sebentangankhatulistiwa: rakyat republik ini serba kerja keras. Mereka mau maju, mereka mau hadirkan kehidupan yang lebih baik bagi anak cucunya. Dan, yang pasti mereka tak biasa tanya siapa yang jadi pemimpin. Buat rakyat banyak tak terlalu penting ”siapa”-nya, yang penting lunasi semua janjinya.
Ini adalah sebuah peringatan apa adanya, semata-mata agar Indonesia tidak menemui persimpangan jalan itu. Ingat, rakyat negeri ini sudah bekerja keras dan ”berlari” cepat. Pengurus negara harus memilih mengimbangi kecepatan rakyat atau ditinggalkan rakyat. ***

Tulisan ini dimuat di Kompas edisi 25 Juli 2001

Angan Tak Bertuan (Oleh Nindya Cahya Purwanti)

Allah..
Jika jalan yang kulalu sekarang harus berliku..
Buat likuan ini seindah yang Engkau Mau..
Ambilkan ruas-ruas jalan yang membuatku berlutut padaMu..
Hadangkan kenyataan-kenyataan yang membuatku untuk mau semakin belajar..

Allah..
Diatas semua yang ku tau..
Kecemburuan itu terkadang membuatku malu..
Mencabik semua isi dalam dadaku..
Aku tau aku mampu dan aku tau aku sangat mampu..
Ijinkan aku menghadapinya dalam sebuah kelegaan kalbu ya Tuhanku..

Jauhkan semua yang membuatku semakin terpuruk..
Biarkan mereka memburuk..
Iri itu.. Hapuskan..
Sakit itu.. Lenyapkan..
Harapan itu.. Singkirkan..

Bangunlah istana semangat yang luar biasa dalam hatiku..
Semakin meninggi dan terus melambung menggapai langitmu..
Aku hanya meminta kepastianmu Ya Allah Tuhanku..
Ridhokanlah kehendakmu diatas perilakuku..

Dalam kerinduan yang tiada pernah terbendungkan..
Ku tulis semua dengan penuh kelegaan..
Mencoba berbagi hati melalui tulisan..
Inilah segala rasa yang ingin kulampiaskan..

untuk sebuah cahaya atau [tanpa cahaya...] oleh Lutfi Nugraha

1.
tanpa cahaya
kita redup serupa lorong gelap
seperti menanak nasi tanpa air
tidak ada keteduhan jiwa
segalanya hilang
hanya dunia yang tersisa sekalipun terasa hilang dan hambar

2.
bukan dunia yang sempit
namun jiwa kita yang terhimpit
tak ada nafas tuhan meski masih mampu bernafas
sekalipun hamparan laut begitu tenang
yang terlihat hanyalah riak ombak dalam hati
begitulah nafas jiwa tanpa cahaya-Nya

3.
alam mengajari kita cara
sebab manifestasi tuhan ada dalam hamparan semesta
bisakah sesekali kita renungi[jika nafas kita nikmati?][jika kedipan mata kita hitung?][jika kerinduan kita nikmati]
mampukah cahaya masuk sulbi hati dimana karat dunia semakin menganga

4.
tuhan berkata "cahaya-Ku ada pada hamba yang mengejar-Ku"
seperti do'aku "berkali terjatuh mengejar-Mu ya Rabb. aku coba bangkit menemui-Mu.sebab aku membutuhkan cahaya-Mu"
biar hidupku paripurna sebagai manusia

5.
dahulu ibrahim bertarung; mengikuti cahaya-Nya atau nafsu kemanusiaannya
bagaimana mungkin setelah berdo'a seratus tahun.tuhan mengambulkan do'anya. lalu datang titah-Nya. [wahai ibrahim sembelih anakmu]
ibrahim menatap keluguan ismail. menyiapkan pisau tajam. membaringkan anak.
iblis berkata "ibrahim jangan kau sembelih anakmu?"
Ibrahim mungkin berkata [tanpa keikhlasan pengorbananku sia-sia]
tidak dihiraukannya iblis. ia tatap mata ismail yang jernih. ia tatap keceriaan ismail yang memandangnya tulus. sembari menyiapkan pisau. ketika pisau sampai di leher ismail tuhan menyelamatkan ibrahim dan ismail

6.
lalu pasca bertarung dengan iblis
tuhan melihat kesungguhan dan keikhlasan ibrahim
sebab ibrahim menuju cahaya-Nya. bertarung dengan kegelapan yang terlihat terang
sebab [Kami lebih dekat kepadanya dibanding urat lehernya (al-Qaff:16)]
seorang pemberontak ibrahim patuh lalu menghampiri Tuhan

7.
apakah kita sudah bertarung
untuk sebuah cahaya-Nya
mari kita belum terlambat
bergegaslah bersama nuranimu
untuk mencari cahaya-Nya
sebisa kita semampu jiwa
sehingga tak ada lagi himpitan jiwa
sehingga paripurna jiwa kita membersihkan kerak hati
bersama ramadhan yang dinanti...i