Kamis, 28 Juli 2011

untuk sebuah cahaya atau [tanpa cahaya...] oleh Lutfi Nugraha

1.
tanpa cahaya
kita redup serupa lorong gelap
seperti menanak nasi tanpa air
tidak ada keteduhan jiwa
segalanya hilang
hanya dunia yang tersisa sekalipun terasa hilang dan hambar

2.
bukan dunia yang sempit
namun jiwa kita yang terhimpit
tak ada nafas tuhan meski masih mampu bernafas
sekalipun hamparan laut begitu tenang
yang terlihat hanyalah riak ombak dalam hati
begitulah nafas jiwa tanpa cahaya-Nya

3.
alam mengajari kita cara
sebab manifestasi tuhan ada dalam hamparan semesta
bisakah sesekali kita renungi[jika nafas kita nikmati?][jika kedipan mata kita hitung?][jika kerinduan kita nikmati]
mampukah cahaya masuk sulbi hati dimana karat dunia semakin menganga

4.
tuhan berkata "cahaya-Ku ada pada hamba yang mengejar-Ku"
seperti do'aku "berkali terjatuh mengejar-Mu ya Rabb. aku coba bangkit menemui-Mu.sebab aku membutuhkan cahaya-Mu"
biar hidupku paripurna sebagai manusia

5.
dahulu ibrahim bertarung; mengikuti cahaya-Nya atau nafsu kemanusiaannya
bagaimana mungkin setelah berdo'a seratus tahun.tuhan mengambulkan do'anya. lalu datang titah-Nya. [wahai ibrahim sembelih anakmu]
ibrahim menatap keluguan ismail. menyiapkan pisau tajam. membaringkan anak.
iblis berkata "ibrahim jangan kau sembelih anakmu?"
Ibrahim mungkin berkata [tanpa keikhlasan pengorbananku sia-sia]
tidak dihiraukannya iblis. ia tatap mata ismail yang jernih. ia tatap keceriaan ismail yang memandangnya tulus. sembari menyiapkan pisau. ketika pisau sampai di leher ismail tuhan menyelamatkan ibrahim dan ismail

6.
lalu pasca bertarung dengan iblis
tuhan melihat kesungguhan dan keikhlasan ibrahim
sebab ibrahim menuju cahaya-Nya. bertarung dengan kegelapan yang terlihat terang
sebab [Kami lebih dekat kepadanya dibanding urat lehernya (al-Qaff:16)]
seorang pemberontak ibrahim patuh lalu menghampiri Tuhan

7.
apakah kita sudah bertarung
untuk sebuah cahaya-Nya
mari kita belum terlambat
bergegaslah bersama nuranimu
untuk mencari cahaya-Nya
sebisa kita semampu jiwa
sehingga tak ada lagi himpitan jiwa
sehingga paripurna jiwa kita membersihkan kerak hati
bersama ramadhan yang dinanti...i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar