Selasa, 26 April 2011

DEAR BROTHERS

Dear saudaraku,
Saudaraku, maafkan kami dengan sebenar-benarnya permintaan maaf yang begitu tulus dari sanubari kami. Sempurnakanlah permintaan maaf kami dengan menganggukan kepala yang dipenuhi rasa pasrah & tulus atas kehendak dari-nya...
Namun saudaraku, janganlah kau anggukan kepalamu untuk mengakhiri hela nafasmu yang telah begitu setia mengalunkan keyakinan & keteguhan diantara pendengaran kami yang semula kami tak pernah mau mendengarnya...
Aku mohon saudaraku, jangan kau bersikap demikian demi semua kerelaanmu terhadap apa yang sedang kalian perjuangkan hingga saat ini...

Karena kini, kami mulai membuka telinga untuk mendengar setiap jerit nada yang kalian alunkan dengan penuh kekhusyuan di dalamnya...
Menjeritlah kalian dihadapan kami, menjeritlah saudaraku... Karena kami pun tak sedikit untuk menjadi tuli...
Saudaraku, ikhlaskanlah atas semua cerita yang telah kau hamparkan diantara seluruh pandangan kami... Kami seharusnya tertunduk malu ketika melihat mata kalian yang begitu merah lagi basah karena tanpa sengaja kalian t’lah menjamahi kepedihan yang seharusnya tak kalian rasakan hingga saat ini...

Tabahlah saudaraku, tabahlah, karena keyakinan kita tak akan pernah gugur sampai waktu menghentikan lajunya di bumi ini...
Tabahlah saudaraku, karena sebisa yang kami bisa, kami akan selalu menyeka setiap tetes air mata kalian...
Jila perlu, akan kami teguk air mata kalian agar kita semua kepedihan & penderitaan yang kalian rasakan berada dalam hati kami...
Saudaraku... tetaplah kalian berjuang dengan tali yang telah kita rentangkan bersama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar