Selasa, 26 April 2011

MENCINTAI CINTA (LOVING IN LOVE)


Add caption
"Ada sebuah memory yang sangat menghadirkan jiwaku tentang keagungan arti sebuah cinta, 
cinta dengan penempatan yang tepat ketika kita meletakkannya, 
cinta dengan perasaan yang tulus ketika kita menghadirkannya, 
dan cinta dengan kemauan yang ikhlas ketika kita benar-benar mengharapkan kehadirannya dalam hati kita."

Sebuah mutiara klasik darinya yang selalu aku hidangkan ketika aku berada dalam batas kontemplasi yang menggairahkanku. Ia memang sosok perempuan yang sangat luar biasa untukku, ia mengajariku tentang banyak hal. Bahkan, kedewasaanku tumbuh ketika aku mulai belajar mencintainya dengan ketidak dewasaanku. Ia sungguh sosok bidadari yang selama ini aku permohonkan kepada Tuhan. Bidadari yang mampu meminjamkan sayapnya untuk menuntunku kepada yang maha memiliki cinta, membelaiku dengan kemaslahatan cinta-Nya. Bidadari yang bersedia melebarkan sayapnya untuk melelapkanku ketika aku mulai lelah dengan cintaku sendiri.
Namun, bagaimanapun aku akan tetap berada dalam setiap helai demi helai rencana yang Ia tuliskan unukku. Rencana yang memang terbaik untuk kehidupanku kelak. Sebuah skenario yang tiada bisa ku bergerak atas kuasa dari-Nya.
Aku masih sangat mengingat ketika ia melantunkan irama suaranya dengan penuh melodi di hadapanku.

“kehidupan itu akan menemukan sebuah akhir Abi, layaknya diary merah jambu yang kuberikan padamu, ia akan kembali menemukan akhir ketika kau masih ingin menulis kisah hidupmu di setiap helainya. Begitu pula hidup, ia akan mengakhiri waktumu ketika kau masih ingin berjalan di bumi ini dengan limpahan samudera kasihnya yang mengalir deras dalam sanubarimu. Dan seketika itu pula kau akan berada dalam cahaya-Nya yang kekal nan hakiki. Cintailah aku karena dia Abi, janganlah kau cintai diriku atas syahwat yang mendera dalam dirimu. Kita harus siap kehilangan sesuatu ketika kita memang tidak dibutuhkan untuk mendapatkannya kembali, Tuhan lebih tahu apa yag kita butuhkan daripada diri kita sendiri. Skenario Tuhan takkan pernah salah Abi, Ia akan selalu mengiringi dan membimbing kita menjadi sesuatu yang ideal, ideal menurut Tuhan dengan caranya yang paling lembut untuk kita. Dan tetap ingatlah bahwa Ia memang sangat mencintai kita, Abi. Ia mencintai kita dengan cara yang terbaik untuk kita mendapatknnya. Mendapatkan suatu hal yang memang ideal bagi diri kita.
Rencana yang pernah kita rangkai dengan penuh kepolosan ketika kita saling bertasbih dengan lantunan riak dedaunan itu masih tetap terukir dihatiku. Bahkan, ketika aku merenunginya dengan semua keresahanku, sinar bulan mengambilnya dariku, ia telah merangkainya di antara bingkai-bingkai langit yang sangat elok malam itu, dan selalu kulihat bintang-bintang semakin bersinar ketika aku menatapnya dengan sedikit resah dan tangis, ia hanya berusaha membuat senyumku kembali merona dan menjaga lukisan kisah yang telah kita ukir bersama waktu itu.
Abi, tangisan kecil ketika aku memelukmu saat itu, aku tak pernah sedikitpun mengharumkannya. Ia semakin harum dengan segala kemurnian yang ada saat itu, seperti kemurnian cintaku terhadapmu. Aku tak ingin mencintaimu karena keinginanku sendiri Abi, aku ingin mencintaimu ketika itu memang yang Tuhan inginkan untuk memiliki rasa ini bersamamu.
Aku sangat mencintaimu Abi, namun cintaku saat ini masih atas keinginanku sendiri. Aku tak ingin menuhankan rasa cintaku sendiri, aku hanya ingin menuhankan Tuhan yang maha memiliki rasa cinta ini. Biarlah rasa cinta yang ada dalam diri kita mengalir karena kecintaan Tuhan pada kita. Aku lebih mencintai Tuhanku daripada mencintai rasa cinta yang mengalir dalam hatiku. Aku ingin mencintai seseorang yang memang sangat aku butuhkan untuk lebih mencintai Tuhanku.
Aku sangat mencintaimu Abi, aku mencintaimu dengan segala kecintaanku yang membuatku sangat mencintai Tuhanku...

Satu hal yang harus tetap kita ingat bersama, Abi, ketika kita sama-sama mengawali sebuah perasaan dengan penuh kepolosan. Kepolosan yang kita rasa pantas untuk melakukannya. Kepolosan yang sengaja kita perbuat untuk Tuhan yang mendewasakan kita.
Abi, hati ini akan ada hanya untuk seseorang yang memang pantas melepaskan belenggu atas keresahanku selama ini. Belenggu yang selama ini aku ingin melepaskannya. Seseorang yang kuharap mampu melepaskan belenggu dalam hidupku, melepas belenggu tentang bagaimana mencari Tuhan dan mencintai Tuhan dengan cara yang sangat layak.
Kau akan mampu melakukannya jika memang cinta Tuhan yang dia sematkan di dadamu adalah untuk melepaskan belenggu itu dalam dadaku. Cinta yang memang mau membimbigku menuju jalan-Nya.
Harus pula kau tahu Abi, selalu ku berdoa kala malam mulai menghiasi bingkai langit dan menaburkan bintang-bintang untuk mencerahkan hati dan raut wajah orang-orang yang berharap akan cinta-Nya. Aku selalu berharap bahwa kaulah adam dalam kehidupan duniaku, dan aku selalu berharap bahwa aku adalah bagian dari tulang rusukmu yang selama ini kau cari.
Abi, aku harap engkaulah yang Tuhan perkenankan untukku, seseorang yang memang berhak untuk melepaskan belenggu ini. Aku percaya padamu Abi, karena keyakinanku yang membimbingku...”

Kata-kata yang menyadarkanku tentang sebuah rasa cinta yang selama ini tak pernah tepat untuk ku letakkan. Perkataan yang senantiasa membimbingku untuk meniadakan perasaan yang tak pantas aku berikan pada seorang pun. Perkataan yang mencerahkanku untuk tak pernah meletakkan syahwat dalam rasa cinta yang telah Ia berikan padaku.
Semoga, Tuhan masih membukakan cinta-Nya untukku, cinta yang semakin aku menyadari akan kehadiran-Nya di sisiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar